ARTIKEL TENTANG HABIBIE HAFSYAH
Artikel tentang Habibie Afsyah
Penyakit itu, membuat tubuh Habibie tak 
bisa berkembang sempurna.  Sebagian besar anggota badannya lumpuh, tak 
bisa digerakkan. Praktis  hanya kepala dan tangan kanan, yang bisa 
digerakkan. Keterbatasan fisik  dan gerak, tak membuat Habibie patah 
semangat.Akibat sakit yang dideritanya, Habibie tidak dapat melanjutkan 
 pendidikan secara formal yang lebih tinggi. Meski hanya sekolah hingga 
 tingkat SMA, namun kegemaran setiap hari bermain games online dan  
berselancar di dunia maya membuat Habibie, semakin bersemangat menempuh 
 perjalanan hidup yang amat berat.
Sang
 Ibunda Hj. Endang Setyati yang memperhatikan anak kesayangannya  
terhadap dunia maya lantas mengarahkan Habibie dengan menyertakannya  
dalam seminar Internet Marketer pada 2007.  Hasil seminar, dipelajari  
dengan tekun. Seluk beluk marketing di dunia maya, juga aktivitas bisnis
  yang tak terlalu banyak menyita gerak fisik. Ternyata membuahkan hasil
  yang luar biasa. Hanya dalam empat bulan, ilmu marketing online berhasil diterapkan dengan sukses.
Dari aktivitas mempromosikan produk yang dijual online,
  Habibie mampu memiliki pendapatan hingga rata-rata $500 sampai $10.000
  per bulan. "Awalnya lumayan sulit, setelah empat bulan, saya baru  
mendapatkan hasil dari Amazon.com. Asal kita mau dan tetap berusaha,  
pasti bisa!," kenang Habibie.
Keberhasilan
 inilah yang mendorong Habibie berbagi ilmu kepada  penyandang 
disabilitas atau cacat yang lain. Sejak tahun 2008, Habibie  rajin 
mendatangi panti-panti penyandang disabilitas atau komunitas  penyandang
 disabilitas untuk berbagi ilmu dan ketrampilan yang  dimilikinya. 
Habibie juga membuka akun jejaring sosial dan twitter agar mudah menjangkau teman-teman di dunia maya.
Sang
 Ibu juga aktif mendorong keinginan sang buah hati dengan  mendirikan 
Yayasan Habibie Afsyah. Melalui yayasan ini, Habibie getol  
mengkampanyekan forum Be Your Self. Melalui forum ini, kepiawaiannya  
sebagai seorang internet marketer ditularkan ke sesama penyandang  
disabilitas di Indonesia.Bukan hanya itu, Habibie juga mengajak 
masyarakat luas untuk menggali  potensi dan mengembangkan diri agar 
mandiri. Habibie memberi pelatihan  sekitar 50-an orang normal dan 
kurang lebih 60-an penyandang cacat dan 1  komunitas yang ia bangun 
untuk menjadikan tim yang mengembangkan project-project website-nya.
Saat ini juga banyak penyandang 
disabilitas dari luar kota, seperti  Solo, Semarang, Yogyakarta dan 
daerah sekitar pulau Jawa singgah ke  yayasan untuk mendapatkan 
pelatihan dan motivasi.  Sekitar 20 orang  berhasil dan tetap menjalin 
komunikasi  dan berkonsultasi. Sebagian penghasilan yang didapatnya, 
digunakan  untuk mengadakan pelatihan bagi penyandang cacat di luar 
kota.
Kiprah
 mulia Habibie memang telah mendapatkan pujian dari berbagai  kalangan. 
Meski demikian, tak satupun penghargaan diberikan untuk  Habibie. Hanya 
mendapatkan sertifikat Terima Kasih sebagai pembicara  yang menempel 
rapi di dinding ruang tamu rumahnya. Karena keberhasilan  itu, untuk 
pertama kali Habibie lolos dalam babak lima besar Danamon  Award 2012, 
yang menyisihkan 302 proposal dari berbagai daerah di  seluruh 
Indonesia.
